x
Partai PKPI Terbelah Dua Kepengurusan Pusat
Kongres Luar Biasa PKPI

Partai PKPI Terbelah Dua Kepengurusan Pusat

Sabtu,27 Agustus 2016 - 18:22:52 wib

JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) akhirnya menetapkan Mayjen (Purn) Haris Sudarno sebagai ketua umum untuk periode lima tahun mendatang. Sudarno terpilih secara aklamasi seluruh ketua DPP dan DPK se Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (23/8) kemaren.

Terpilihnya mantan Pangdam Brawijaya untuk Nahkodai Ketum PKPI tak lepas dari manuver Samuel Samson yang mampu merangkul semua elemen tokoh yang sebelumnya menyatakan akan ikut bertarung dalam KLB. Akhirnya Samuel Samson juga ditetapkan sebagai Sekjen PKPI.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat calon Ketua Umum, Samuel Samson, Mutia Hatta, Sri Edi Swasono dan Yusup Karta Negara dalam konfrensi satu hari sebelum KLB menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai kandidat Ketua Umum PKPI di KLB.

Namun arena KLB berubah menjadi penyatuan semua unsur dan tokoh dari berbagai kubu dan semua sepakat untuk mendukung pasangan Haris Sudarno dan Samuel Samson sebagai penjaga gawang PKPI.

Ketua Umum PKPI, Haris Sudarno, bertekad untuk tetap merangkul anggota yang selama ini terpisah antara jarak dan waktu serta berjanji akan merangkul seluruh masyarakat di Pemilu 2019 yang akan datang. Haris menilai, partai politik manapun tidak ada yang abadi karena semua mempunyai kepentingan. Maka dari itu, pihaknya tetap mengundang partai manapun untuk tetap bersatu menjaga NKRI.

Terkait dualisme kepemimpinan PKPI, Haris mengatakan hanya PKPI yang dipimpinnya yang sah. Meski demikian dia tetap akan merangkul dari pihak yang bersebrangan.

Bahkan menurut Sekjen PKPI Samuel Samson, bahwa keberadaan PKPI di bawah Plt. Haris Sudarno telah sesuai dengan AD/ART partai. Hal itu juga sesuai aspirasi para pengurus partai di berbagai tingkatan baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota.

"Terjadinya KLB karena DPN merespon semua aspirasi dari 27 Provinsi. Mereka menilai pemimpin sebelumnya tidak mampu merespon secara cepat. Sehingga aspirasi dari daerah utuk memberhentikan Ketua Umum Isran Noor menjadi bola liar dan kami respon dengan baik," ujarnya.

Menurutnya, setelah Isran Noor diberhentikan pada tanggal 29 Juli 2019 lalu, para pimpinan provinsi sepakat harus ada pergantian dan mencatat Haris Sudarno jadi Plt sampai ada pergantian yang baru, maka diadakanlah KLB.

"KLB ini merespon jajaran partai seluruh nasional. Yang menilai Ketua Umum Isran Noor membuat perpecahan di kubu partai dan tidak sesuai AD/ART," jelasnya.

Samuel menilai, adanya KLB karena Kader PKPI Ingin menyelamatkan partai. Sebab PKPI merupakan aset bangsa di masa depan. Dengan tetap menjunjung tinggi supremasi hukum dan UUD '45."Supermasi hukum kita juga sudah sah, karena tercatat di Kemkumham,"pungkasnya.

Sementara, Semenjak PKPI dilanda dualisme. Kubu Haris Sudarno dan Isran Noor saling klaim sebagai pengurus yang sah.

Kemarin malam, PKPI Kubu Haris Sudarno telah menyelesaikan KLB dan menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum.PKPI Kubu Isran Noor baru akan menggelar KLB pada tanggal 27 Agustus (hari ini).

Sekjen PKPI Versi Isran, Takudaeng Parawansa menuding, PKPI versi Haris yang baru selesai menggelar KLB kemarin malam, tidak mengikutkan Ketua Umum PKPI yang sah, yakni Isran Noor.

"Dalam aturan main KLB yang sesuai AD/ART, harus menghadirkan Ketua Umum, mana mungkin itu bisa sah kalau tidak dihadiri ketua. Apalagi Kemenkumham mengakui dediktum nomor 3, yaitu mengembalikan Ketua Umum kepada Isran Noor,"tegasnya, saat dikonfirmasi, pada Rabu (24/8/2016) kemaren.

Dia menjelaskan, KLB yang akan mereka gelar bertujuan untuk menyelamatkan Pilkada Serentak 2017. Sebab, kata Tukadeang, miris jadinya jika PKPI jadi penonton di pilkada serentak tahap dua itu.

"Padahal kan sebetulnya ini masalah di DPN, tapi berimbas ke daerah-daerah," katanya.

Untuk itu, dia berharap, KLB yang akan mereka gelar nantinya segera direspon oleh KemenkumHAM, dan seluruh derah yang menggelar Pilkada Serentak 2017 dapat diikuti oleh PKPI.(nt/rd)


BERITA LAINNYA
TUILIS  KOMENTAR
BERITA SEBELUMNYA