Dewan Dukung Kelompok Tani Karya Mulyo

Hendra

BAGANSIAPAIAPI - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Hendra ST mengapresiasi keinginan kelompok tani masyarakat Kepenghuluan Karya Mulyo Sari Kecamatan Pekaitan yang ingin mengelola kotoran sapi atau lembu sebagai salah satu sumber peningkatan ekonomi.

Anggota DPDR Rohil Hendra ST berkeinginan akan mengembangkan kotoran sapi sebagai pupuk sebagaimana yang telah dipelajarinya saat melakukan stady banding ke Bali beberapa Bulan lalu. Pengembangan tahap awal akan dilakukan bersama kelompok tani kepenghuluan Karya mulyo Sari Kecamatan Pekaitan.  

Dikatakannya, di Bali dari 40 ekor sapi bisa menghasilkan 200 ton pupuk perbulannya. Sedangkan air seni sapi, bisa dijual Rp 4000 per liternya. Jika diperhitungkan, nilai jual kotoran lebih menguntungkan dari pada menjual daging sapi. Kalau di Rohil ini diterapkan sangat cocok sekali. Sebab, sumber makanannya tidak terbatas, dan ini sangat potensial meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Nah dai sini kita akan mencoba bersama masyarakat tani dengan memanfaatkan kotoran dan air seni sapi untuk di olah menjadi pupuk, Namun, pemerintah dituntut untuk bisa menjamin hal ini sampai usaha pupuk benar-benar berhasil," Ungkap Hendra ST, Rabu (15/6)

Untuk itu, Politisi Garindra ini menegaskan agar Pemerintah Kabupaten Rohil melalui Dinas Pertanian dan Peternakan dapat memfasilitasi. Supaya bantuan sapi atau lembu yang diberikan tiap tahunnya kepada masyarakat tidak di jual begitu saja.

Sejauh ini, berdasarkan hasil reses yang dilakukan Hendra ST 27 April kemarin, 30 ekor bantuan sapi yang diberikan Pemkab Rohil untuk masyarakat. Namun, kotorannya tidak manfaatkan sebagai hasil tambahan.

Politisi Garindra ini menyarankan, agar dinas terkait bisa mencontoh peternakan yang ada di Bali. Dimana, masyarakat Bali tidak lagi menjual sapi begitu saja. Akan tetapi, masyarakat disana lebih memilih menjual kotoran dan air seni sapi karena nilai ekonomisnya lebih tinggi.

"Kelompok Tani mau mengolah kotoran sapi untuk dijadikan pupuk. maka dari itu pemerintah melalui dinas terkait agar membantu cara pengolahannya," untkap Hendra.(adv/DPRD)