BAGANSIAPIAPI - Sekretaris Komisi D DPRD Rohil Hj Suryati mengatakan, kesadaran generasi muda mulai memudar seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin laju melebihi kesiapan anak dalam menghadapinya. Sehingga tidak heran jika ada anak di bawah umur sudah ikut menggunakan berbagai ponsel pintar.
Hal ini kata Suryati, Senin (14/11) menurutnya akan mendatangkan efek buruk jangka panjang, karena akan mengikis rasa kepedulian generasi muda terhadap lingkungan sosial. Akibatnya kepekaan sosial akan jadi tipis sekali, artinya generasi muda akan mulai meninggalkan kebudayaan leluhurnya dan jadi pemuja kebudayaan impor.
Legislator yang juga pernah menjadi tenaga pengajar ini mengaku miris dengan pergaulan anak muda saat ini, terlebih yang masih berstatus pelajar. Seharusnya, kata Suryati, generasi muda harus memiliki prestasi dalam segala bidang untuk ditonjolkan, seperti dalam bentuk dunia usaha mandiri atau gerakan untuk melestarikan budaya lokal.
Sehingga kearifan masyarakat lokal yang bersentuhan langsung dengan budaya leluhur itu tidak punah, karena sudah terwariskan kepada generasi muda yang masih aktif dan produktif untuk berkarya. Ia juga menilai jika kebudayaan leluhur di Rohil ini sangat kaya, seperti di Pujud yang mempunyai kebudayaan tertua di salah satu sukunya.
“Artinya berharga apa pun nilai sejarah dan budaya sebuah suku itu, jika tidak ada pewarisnya lambat laun itu akan punah dan hanya menjadi sebuah cerita saja di tengah masyarakat. Itu yang perlu kita buat gerakan bagi kaum muda untuk peka dengan kebudayaan ini,” tegas Suryati.
Dunia pendidikan seperti sekolah, kata Suryati, mungkin sudah harus melakukan program untuk belajar budaya daerah itu langsung ke praktiknya. Tidak hanya sebatas muatan lokal saja, agar generasi muda saat ini bisa lebih paham lagi tentang pentingnya melestarikan budaya leluhur. Selain itu lembaga kesenian dimasing-masing daerah juga harus bisa meningkatkan perannya guna melestarikan budaya.(adv/DPRD)