ADVERTORIAL PEKANBARU
PEKANBARU - Sempat diragukan, namun pada akhirnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berhasil menjalankan Program Gas Rumah Tangga, Kecamatan Lima Puluh jadi percontohan.
Dinilai berhasil, dua kecamatan lainnya akan menyusul tahun ini, yaitu kecamatan Sail dan Pekanbaru Kota.
Keberadaan Program Gas Rumah Tangga ini diharapkan mampu menekan penggunaan gas elpiji bersubsidi bagi masyarakat dan mengganti dengan penggunaan jaringan gas (Jargas) rumah tangga.
Walikota Pekanbaru, DR Firdaus ST MT saat peluncuran program gas rumah tangga ini beberapa waktu lalu langsung mencoba menggunakan gas rumah tangga. Ia menghidupkan kompor yang sudah dialiri gas. Seketika itu, kompor gas milik warga langsung menyala.
"Tanjung Rhu kita pilih sebagai pilot projek program ini karena wilayah ini merupakan kampung awal mula berdirinya Pekanbaru," kata Firdaus.
Untuk tahap awal ini setidaknya ada 3.713 rumah warga yang ada di Kecamatan Limapuluh akan dialiri gas rumah tangga. Saat ini, seluruh rumah warga yang ada di Kecamatan Limapuluh sudah dipasang instalasi pipa gas. Namun, untuk mengalirkan gas ke rumah-rumah warga yang sudah dipasangan instalasi pipa gas tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Katanya, ada banyak keuntungan menggunakan gas rumah tangga ini. Selain murah dan mudah, gas rumah tangga ini juga jauh lebih aman jika dibandingkan dengan menggunakan tabung gas elpiji.
"Sebelum masuk rumah warga, diluar rumah sudah ada meteran dan disana juga sudah ada kontrol untuk mengurangi tekanan. Sehingga, gas yang sudah masuk ke dalam rumah warga tersebut tekananya cukup kecil, setara dengan tekanan ban sepeda," paparnya.
Dengan adanya jaringan gas rumah tangga ini, masyarakat tidak perlu khawatir soal keamananya. Sebab sejumlah upaya untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sudah diantisipasi sejak dini.
Tak lupa ia memberi apresiasi kepada PT Pertagas Niaga yang sudah memberikan kemudahan kepada warganya. Sebab dengan adanya aliran gas kerumah warga ini, visinya untuk mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota pintar mendapat dukungan dari pihak Pertamina.
Untuk rencana penambahan jaringan serta pelanggan, Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi bahkan mendatangi Kantor Migas di Jakarta bersama beberapa pejabat di lingkungan Pemko Pekanbaru.
Rencananya penambahan jumlah gas rumah tangga ini akan dilakukan untuk di tiga Kecamatan setelah Kecamatan Sail, Lima Puluh dan Pekanbaru Kota pada tahun 2019 mendatang.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, mengatakan program Jaringan Gas rumah tangga ini adalah sebuah bentuk terobosan menuju smartcity melalui perwujudan smart energy dan smart ekonomi.
"Upaya ini mendapatkan momentum tatkala Pemerintah melalui kemeterian ESDM memprogramkan citygas di beberapa kota diseluruh Indonesia. Untuk Kota Pekanbaru telah dilakukan tahapan pembangunan city gas dimaksud sejak tahun 2015," kata Ingot.
Dalam operasionalnya, Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pertagas Niaga telah menunjuk PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) sebagai Operator melalui mana masyarakat pelanggan dapat berinteraksi tentang penmanfaatan city gas.
Pada tahun tersebut (2016) telah dilakukan pemasangan sebanyak 3.713 sambungan rumah tangga. Kemudian pada 2017 kembali dilakukan penyambungan jargas ke 3.000 sambungan rumah tangga. Dan tahun ini diusulkan kembali untuk pemasangan 10.000 sambungan jargas ke rumah warga di wilayah Kecamatan Sukajadi, Marpoyan Damai, dan Bukit Raya.
Tak hanya lebih praktis, harga gas pun jauh lebih murah. Misalnya untuk rumah tangga, kalau keluarga biasanya beli 3 tabung LPG, kan sekitar Rp 50.000 per bulan. Kalau gas rumah tangga hanya Rp 30.000-35.000 per bulan. Lebih hemat 40-50 persen dan tidak perlu menenteng tabung, dan sebagainya.
Sebelumnya, Manager PT Pertamina Gas Niaga Virani Yusita Sari mengatakan pihaknya telah selesai membangun 3.713 SR di Pekanbaru dengan dana APBN 2016 senilai Rp70 miliar.
EMP Bentu sebagai pemasok energi gas sudah menyelesaikan pemasangan meteran gas di rumah warga. Pembangunan jaringan pipa gas kota ini dimulai Oktober 2015 hingga Maret 2016.
Adapun sumber gas jaringan tersebut berasal dari KKKS EMP Bentu Limited dari Sumur Seng dan Sumur Segat sebesar 0,2 MMscfd.
Selama tiga tahun terakhir, Pertamina melalui anak usahanya Pertagas Niaga telah mengelola jaringan gas di 13 kabupaten dan kota dengan target keseluruhan sampai akhir 2016 sebanyak 98.500 SR.
Melalui pengembangan gas kota yang berkelanjutan, Pertamina dan afiliasinya berharap tidak hanya menjamin pasokan energi untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, juga untuk meningkatkan perekonomian warga melalui industri rumah tangga. Untuk pengembangan gas rumah tangga tersebut, Kementerian ESDM menugaskan PT Pertamina (Persero) melalui Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan.
Di Indonesia, ada beberapa kota yang sudah mendapatkan aliran gas ke rumah-rumah warga. Saat ini, PT Pertagas Niaga sudah mengelola City Gas di sembilan wilayah di Indonesia. Diantaranya, Louksemawe, Loksukon, Pekanbaru, Prabumulih, Jambi, Bekasi, Sidoarjo, Sengkang dan Balikpapan, Ogan Hilir, Samarinda dan Kalimanta Utara.
Jumlah ini akan terus bertambah karena pemerintah tengah meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam rangka diversifikasi penggunaan bahan bakar sektor rumah tangga.
*Masyarakat Merasa Tertolong
Sementara itu, warga pemanfaat jargas di Kecamatan Limapuluh, Wan Abdul Karim, mengaku sangat terbantu dengan pemasangan jaringan gas rumah tangga itu.
"Alhamdulillah, saya sangat terbantu sekali dengan program City Gas ini. Saya tidak perlu susah-susah lagi mencari gas kesana kemari, karena gas langsung mengalir 24 jam. Dan Alhamdulillah sejauh ini belum ada kendala, lancar-lancar saja," tutur dia.
Wan, juga mengakui pengeluaran rumah tangga terpangkas sejak adanya jargas. "Biasanya satu bulan habis sekitar 3 tabung elpiji 3 kilogram dengan harga Rp22-25 ribu per tabung. Sekarang pengeluaran untuk tagihan jargas hanya berkisar Rp36-38 ribu per bulan," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan pemanfaat jargas lainnya, Asri (36). Warga Kelurahan Pesisir, Kecamatan Limapuluh ini mengaku sudah menjadi pelanggar jargas sejak Maret 2017 lalu. Dia merasakan keunggulan jargas dibandingkangas elpiji, di antaranya penggunaannya yang mudah, persediannya melimpah dan hemat.
"Sekarang tidak perlu takut, tinggal dinyalakan saja, sudah gampang, tiap akhir bulan bayar tagihannya," ujar dia.
Setiap bulan, Asri membayar sebesar Rp50 hingga Rp60 ribu untuk gas yang dipakainya. Besarnya biaya yang dikeluarkan, terang dia, disesuaikan dengan penggunaan gas.
"Seperti listrik PLN, semakin banyak dipakai semakin banyak dibayar. Tapi ini lebih hemat dari tabung gas," akui Asri.
Mengenai resiko kebocoran jaringan gas, ia mengaku tak khawatir. "Pipanya aman, sementara untuk jaringan sampai ke dapur sudah dirancang langsung oleh ahlinya dari pertagas," tutupnya. (adv/hms/nt)