ADVERTORIAL ROHIL
BAGANSIAPIAPI – trikriau.com - Bupati Rokan Hilir, Riau, Suyatno temui Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Keeatif atau Kemenfarekraf RI, Dr Hari Santosa Sungkari MH, untuk mengembangkan destinasi dan infrastruktur pariwisata di Rohil.
Pertemuan atau audensi itu dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 14 Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020).
Adapun daerah tujuan wisata (DTW) Rohil yang akan dikembangkan Danau Jando Gatal, Teluk Gong, Pulau Jemur, Pulau Tilan, Danau Napangga, Danau Buatan, Ati Koambai Kubu dan Bagansiapiapi serta Batu 6.
Dalam pertemuannya, Bupati Rohil Suyatno didampingi Plt Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Budiman ST, Kadis PUTR, Jhon Saprindow, Kabid Ekonomi Kreatif, Disparpora, Zakia Hada, S.Sn, M.Hum, Deputi, Hari Santoso didampingi Direktur Pengembangan Destinasi Regional 1, Oni Yulfian, Kasubdit Area 2 Regional 1, Ramlan Kamarullah.
Bupati Suyatno meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membantu pengembangkan sejumlah destinasi dan infrastruktur pariwisata Rokan Hilir pada sejumlah DTW.
Ia menyebutkan, mulai pembangunan amenitas kawasan pariwisata, Pembangunan TIC di Bagansiapiapi, Surfing Centre dan Perlatannya di Pulau Jemur, Dermaga Wisata di Danau Napangga, Teluk Gong, Atib Koambai Kubu.
Selain pembangunan atraksi atau daya tarik pariwisata itu, juga Lampu Taman di Batu 6, Pagar Pembatas di Batu 6, Kios Cendramata di Batu 6, Menara Pandang di Batu 6, Plaza Pusat Jajanan atau kuliner di Bagansiapiapi.
Bupati juga mengatakan, mulai tempat parkir di Batu 6, Gazebo Beton di Danau Buatan, Ruang Ganti dan atau toilet di Pulau Jemur, Turap di Teluk Gong, Jalan Kawasan di Teluk Gong, Jembatan Gantung, Teluk Gong, Arena Bermain di Danau Buatan dan Jalan Kawasan di Danau Jando Gatal.
“Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Keeatif, Dr Hari Santosa Sungkari, MH dan jajaran berjanji membantu Pemkab Rohil untuk melakukan pengembangan destinasi dan infrastruktur pariwisata,” kata Suyatno.
Untuk di ketahui, Berdasarkan Data Rokan Hilir Dalam Angka tahun 2015, Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir telah membangun jalan sepanjang 2.311,05 KM Jalan Kabupaten/Kota dan 149 KM Jalan Propinsi. Dari total panjang jalan 30,28 persen sudah diaspal, sementara sisanya 69,72 persen belum diaspal.
Dengan kondisi ini pemerintah kabupaten Rohil dibawah pimpinan H Suyatno terus berjuang dalam meningkatkan sarana transportasi darat demi akses jalan hingga ke pelosok desa yang ada di Rokan Hilir. Salah satu upaya nyata perjuangan H Suyatno tercermin dari mendapatkanya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat untuk peningkatan jalan di sejumlah daerah yang ada di Rokan Hilir seperti Rigid di Kecamatan Bangko.
Puluhan miliar dana APBN untuk infrastruktur jalan sudah mengalir ke Negeri Seribu Kubah, serta dana dari APBD Propinsi untuk pembangunan infrastruktur jalan seperti Rigid jalan penghubung antara Rokan Hilir - Rokan Hulu, tepatnya di Kecamatan Pujud dan Tanjung Medan, Kubu dan jalan penghubung Lintas Pesisir tepatnya di Palika.
Puluhan miliar dari APBD Propinsi untuk infrastruktur jalan juga sudah dinikmati negeri Rokan Hilir. Program program pemerintah Rokan Hilir saat ini berjalan dengan baik tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder. Peranan Legislatif baik tinggat II (DPRD kabupaten) dan I (DPRD propinsi) maupun pusat (DPR RI) juga turut andil dalam memajukan pembangunan infrastruktur jalan di Negeri Seribu Kubah.
Selain membuka akses akses jalan tentu juga untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Apalagi Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di Darat. Lancarnya lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian suatu daerah.
Di daerah Rokan Hilir pada tahun 2014 tercatat panjang jalan Kabupaten 1967,41 KM, Panjang jalan propinsi 149 KM dan panjang jalan negara 120 KM serta panjang jembatan pada jalan negara dan propinsi 1256 M.
Dilihat dari jenis permukaannya, sebagian besar jalan Kabupaten Rokan Hilir berupa jalan tanah sepanjang 706,30 KM (35,90 %). Panjang jalan kabupaten yang berupa jalan aspal sepanjang 595,73 KM (30,28 %). Sedangkan yang permukaan beton dan kerikil masing-masing sepanjang 415,91 KM (21,14 %) dan 249,47 KM (12,68 %).
Dari keseluruhan jalan kabupaten hanya 29,54 % yang kondisinya baik. Sebanyak 52,57 % berkondisi sedang dan 17,89 % dengan kondisi rusak dan 0,29 % jalan kabupaten rusak berat. Sedangkan jalan propinsi sepanjang 107,95 KM (72,13 %) dengan jenis permukaan aspal. Sisanya dengan permukaan kerikil sepanjang 41,70 KM (27,87 %).
Sebanyak 74,94 persen dari jalan propinsi dengan kondisi baik. Jalan propinsi yang sedang sebesar 21,72 persen, sedangkan untuk kondisi yang rusak sebesar 3,34 persen.
Seluruh jalan negara berpermukaan aspal. Sedangkan kondisinya 60 persen baik dan hanya 40 persen yang masuk kategori sedang. Seperti halnya pada tahun sebelumnya. Sejak 2013 tidak ada perubahan panjang kontruksi jembatan pada jalan negara dan propinsi. Tercatat sebagian besar yaitu sepanjang 785 M (62,50 %) yang kontruksinya brupa rangka.
Sedangkan untuk kontruksi jembatan yang berupa komposit hanya 251 M (19,98 %) Untuk kontruksi jembatan yang berupa kayu dan beton hanya sepanjang 206 M (16,40 %) dan 14 M (1,12 %). (advertorial/hms/to)