WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak mampu melindungi diri dari serangan rudal balistik yang setiap saat bisa diluncurkan oleh Korea Utara (Korut) dan Iran, meskipun dana miliaran dolar habis untuk sistem pertahanan yang canggih.
Demikian bunyi dokumen laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS. Menurut laporan itu, meskipun para pemimpin militer AS mengklaim bahwa pertahanan AS memiliki sistem Ground-Based Midcourse Defense (GMD) berteknologi canggih yang kuat, tapi pengujian teknologinya tidak mendukung klaim tersebut.
“Badan Pertahanan Rudal (MDA) belum membuktikan melalui uji penerbangan yang dapat membela tanah air AS terhadap ancaman rudal saat ini,” bunyi dokumen negara itu.
“Badan itu tidak menunjukkan beberapa kemampuan rudal kunci pertahanan tanah air dan mengandalkan praktek akuisisi berisiko tinggi untuk mencapai tujuannya dari 44 interseptor pada akhir 2017,” lanjut dokumen itu, seperti dikutip Russia Today, Semalam (18/2).
“Tidak ada bukti yang telah disediakan untuk menunjukkan bahwa sistem (pertahanan) dapat mencegat rudal balistik antarbenua, dan juga masih harus dilihat apakah sistem ini mampu melakukan pencegatan salvo dua atau lebih terhadap target tunggal,” sambung dokumen negara yang masih meragukan kemampuan sistem pencegat rudal AS.
“Sebaliknya, itu hanya menunjukkan kemampuan parsial (untuk membela diri) terhadap sejumlah kecil rudal balistik sederhana.”
Angka yang diungkapkan dalam laporan itu menunjukkan bahwa puluhan miliar dolar AS telah dihabiskan untuk sistem GMD, miliaran dolar AS lagi akan diperlukan untuk memperbaiki kelemahan yang ada.
Ini bukan pertama kalinya bahwa GMD telah dihadapkan dengan masalah. Sebuah laporan yang diterbitkan pada September 2014 mengungkapkan bahwa "sistem pembunuh" itu sudah menjalani tes yang gagal dan memiliki puluhan masalah pada kontrol kualitas.
Baik Pentagon maupun Gedung Putih belum mengkonfirmasi laporan dokumen yang menunjukkan kelemahan sistem pertahanan AS itu.(nt/rd)