WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyatakan, usulan penjualan jet tempur Rusia ke Iran telah melanggar embargo senjata PBB terhadap Teheran. Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, penjualan jet Sukhoi-30 (Su-30) memerlukan persetujuan Dewan Keamanan PBB.
"AS akan terus mengingatkan hal ini kepada Rusia," kata Toner sembari menambahkan bahwa enam negara yang menegosiasikan kesepakatan nuklir dengan Iran harus sepenuhnya menyadari pembatasan tersebut. Menurut kesepakatan nuklir internasional, larangan pembelian senjata diberlakukan kepada Iran hingga lima tahun ke depan, seperti dikutip dari ABC News, Jumat (19/2).
Toner mengatakan, pesawat Sukhoi jenis Su-30 memenuhi syarat sebagai "pesawat tempur" yang masuk dalam daftar senjata konvensional dalam embargo senjata PBB. Karenanya diperlukan persetujuan DK PBB untuk pembelian pesawat tempur yang setara dengan F-15E itu.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Iran, Jenderal Hossein Dehghan mengatakan, Teheran berniat untuk membeli sejumlah pesawat tempur buatan Rusia. Namun, Deghan tidak mengungkapkan kapan hal itu dilakukan. Ia hanya mengatakan Iran akan terlibat dalam memproduksi pesawat tempur.
AS sendiri juga telah mengungkapkan keprihatinannya dengan pengiriman sistem rudal S-300, sistem pertahanan udara canggih buatan Rusia ke Iran. Kesepakatan ini sempat dibekukan sebelum akhirnya di cabut oleh Presiden Vladimir Putin pada April lalu. Namun, berbeda dengan jet tempur, S-300 bersifat defensif dan tidak tercakup dalam larangan PBB.(nt/red)