GEMA - Iran akan terus mengembangkan program senjata nuklirnya dan tidak boleh dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara tetangga dan sahabat, kata panglima militer pada Kamis seperti dikutip kantor berita semiresmi, Fars, lapor Reuters.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Iran dan enam kekuatan dunia pada 2015, sebagian besar sanksi internasional yang diterapkan kepada Iran terkait program nuklirnya telah dicabut bulan lalu.
Namun, sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran karena masalah program peluru kendali (rudal) tidak dicabut.
Seperti yang diamanahkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 Juli untuk mendukung kesepakatan itu, Iran masih "diimbau" untuk menahan diri hingga delapan tahun dari kegiatan terkait peluru kendali balistik - yang dirancang untuk melontarkan senjata nuklir.
Pada Oktober, Iran melanggar larangan PBB dengan melakukan uji coba peluru kendali balistik dengan ketepatan tinggi hingga membuat Amerika Serikat mengeluarkan ancaman untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi.
Pada Desember, Presiden Iran Hassan Rouhani memerintahkan agar program peluru kendali Iran dikembangkan.
"Kemampuan peluru kendali Iran serta program rudal akan menjadi lebih kuat. Kita tidak memberi perhatian dan tidak menerapkan resolusi-resolusi melawan Iran, dan (pengembangan rudal) ini bukan merupakan pelanggaran kesepakatan nuklir," kata panglima militer Ataollah Salehi seperti dikutip Fars.
"Program rudal kita bukan ancaman terhadap kawan-kawan kita tapi menjadi ancaman bagi musuh-musuh kita. Israel harus mengerti apa artinya," kata Salehi.
Teheran menolak untuk mengakui Israel sejak revolusi Islam pada 1979. Penentangan terhadap Israel merupakan kebijakan sentral di negara yang didominasi Muslim Syiah tersebut.(nt/haq)